Sabtu, 17 Desember 2011

MENGENAL KESENIAN RUDAT

,
Pertunjukan Rudat di Rumah Dunia
Rudat berasal dari bahasa Arab 'Rudatun' yang artinya taman bunga, namun secaraetimologis istilah rudat belum ditemukan secara jelas. Kesenian rudat merupakan tarian yang diiringi oleh musik terbangan, dimana unsur tariannya kental dengan nuansa agama, seni beladiri, dan suarana.
Kesenian rudat di Banten sudah ada sejak abad XVI yang bertujuan untuk menyebarkan agama Islam dan kemudian berkembang di pesantren-pesantren sebagai hiburan dan menjadi pergaulan para santri pada waktu senggangnya. Selain itu, kesenian ini bertujuan untuk menebalkan iman masyarakat terhadap Agama Islam, syair-syair yang dilantunkannnya berisi puji-pujian yang mengagungkan Allah, dan shalawat Nabi Muhammad SAW. Rudat  juga sering menjadi pertunjukan di acara hari besar Islam, diantaranya Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Isro Mi’raj, Idul Fitri dan hari besar Islam lainnya. Perkembangan selanjutnya sampai saat ini kesenian rudat dipertunjukan pada upacara pernikahan dan khitanan.
Jumlah pemain rudat 12 sampai 24 orang,dimulai dengan menabuh alat musik. Waditra berbentuk bulat seperti tampayan. Tojoberbentuk bulat seperti tempalan, terbuat dari kayu dan kulit kerbau. Cara menggunakan alat ini dengan di pukul-pukul sebagai pokok lagu atau melodi. Nganak berbentuk bulat seperti tempayan, terbuat dari kayu dan kulit kerbau, memiliki ukuran muka dengan garis tengah 37 cm dan garis tengah belakang 27 cm. Jidor berbentuk bulat seperti bedug, terbuat dari kayu dan kulit kerbau. Ukuran garis tengah belakangnya 44cm , dan tingginya 47cm.
Rudat menggunakan gerakan silat, namun dalam rudat unsur tenaga tidak banyak mempengaruhi.Gerakannya terdiri dari gerakan kaki yang serempak ketika melangkah kedepan belakang dan samping, yang melambangkan kebersamaan langkah dan keserasian bentuk kareografi. Kaki, terdiri dari gerak kuda-kuda, adeg- adeg, masekon rengkuh, duku depok dan lain-lain. Tangan, terdiri dari gerak mengepel, tonjok, gibas meupeuh, keprok
Dalam menyajikan kesenian rudat penari menggunakan kostum seragam yang menandakan bahwa mereka harus hidup rukun dengan tetangga. terdiri dari,celana pangsi hitam, baju putih, selendang, kain samping batik , dan tutup kepala. Sumber : http://www.rumahdunia.net/wmview.php?ArtID=1191 (Doli)

Jumat, 16 Desember 2011

Nasi Sumsum Mang Puri

,

Banten – “Sumsum itu sendiri adalah bagian yang terdapat di dalam tulang” ujar Mang Puri saat berkunjung di gerai nasi sumsum nya di kawasan pasar lama Serang. Nasi khas Banten dipadukan dengan bumbu khas plus sumsum ini rasanya gurih dan mantap. Dibalut daun pisang lalu dibakar, beuh wangi nya, sedapnya, jelas memacu selera makan bukan.

Dengan tambahan properti perangkat makan yaitu piring bambu dan daun pisang, nasi sumsum ini disajikan dengan irisan tomat segar dan mentimun. Warna nasinya kemerahan dengan sebaris aroma gurih yang tentu memancing nafsu makan. Nasi bakar terasa pulen karena dibakar, aroma rempahnya harum dengan sensasi sedikit pedas.

Setiap ada pesanan sang penjual akan langsung menghangatkannya dengan dikabar kembali, sehingga pengunjung bisa menyantapnya dalam kondisi panas-panas.

Tak heran kalau Mang Puri mampu menghabiskan 500 bungkus nasi bakar sumsum ini dalam semalam saja. Harga yang harus kita bayar untuk sebuah nasi sumsum porsi standar hanya Rp 3000,00. Sedangkan untuk sebungkus nasi sumsum porsi besar plus irisan sosis Rp 8000,00 . Wah, ramah sekali yah buat kantong kita orang Serang. Apalagi untuk sensasinya yang gurih banget, warga di luar kota Serang pun dijamin tidak akan rugi jika mau berkunjung ke Wrung Nasi Sumsum Mang Puri. Sumber: http://hileud.com/hileudnews?title=Gurihnya+Nasi+Bakar+Sumsum+Khas+Banten&id=341827 (rizkiaziz)

Pembakar Nasi Sumsum di Warung Sumsum Mang Puri


Pembakar Nasi Sumsum di Warung Sumsum Mang Puri

Nasi Sumsum makanan khas Banten

Kamis, 15 Desember 2011

Pulau Umang, Keindahan Banten

,

Pulau Umang Spa and Resort
Sekilas mungkin kita sudah tau tentang Pulau Umang. Dengan akses yang cukup baik, diperlukan waktu empat jam dari Jakarta untuk bisa mencapai pulau yang disebut-sebut serupa dengan pulau balli yang tersohor itu.
Meski begitu, rasa lelah bisa langsung terobati setibanya di Pulau Umang. Selain suasana pulau dan laut yang membius kedamaian, juga ada Tangkilsari Challenge Outbound, Summer Camp bahkan penangkaran Kupu-kupu, yang tentunya bisa dijadikan alternatif kunjungan.
Untuk bisa sampai ke Pulau, butuh wakt kira-kira 10 menit mengendarai kapal. Jangan khawatir, meski kapalnya kecil tapi mampu menampung paling tidak 20 orang. Dan setiap orang yang naik ke atas kapal wajib mengenakan pelampung. Belum lagi kapal tersebut memang salah satu fasilitas yang disediakan pengelola untuk tamu-tamu yang akan menginap di resort tersebut.
Gazebo Pinggir Pantai
Pemandangan yang memukau mulai tdisuguhkan untuk memanjakan mata. Konsep minimalis dan natural yang tak kalah nyaman dengan kelas bintang 5. Fasilitas yang disuguhkan juga cukup banyak. Ada The Beach Club, Sunrise Cafe, Private Beach, Jacuzzy, Kids pool dan Gazebo di pinggir pantai.
Pulau Umang Resort juga memiliki banyak program yang ditawarkan. Ada water sport, out bond, family out bond, honeymoon, corporate gathering, corporate meeting, family gathering dan wedding party.
Memiliki 58 kamar, anda dan keluarga bisa menjadikan Pulau Umang Resort dan Spa sebagai tujuan untuk menghabiskan liburan panjang. Sumber: astaga.com http://www.infogue.com/viewstory/2010/10/15/_pulau_umang_gak_kalah_dari_pulau_bali/?url=http://id.88db.com/id/Knowledge/Knowledge-Detail.page?kid=37100 (rizkiaziz)

Kolam Renang Dekat Laut

Suasana Laut Pulau Umang

Abadikan Moment dalam foto

Restaurant Konsep minimalis Beach view

Banten Exposure Photogrpher Community

,

Fotografer Banten Exposur Community
Banten Exposure Photography Community atau lebih dikenal dengan BEX adalah komunitas fotografi yang sudah mulai terang namanya. Komunitas ini didirikan untuk menjadi wadah atau tempat berkumpul serta berbagi informasi mengenai fotografi.Adapun member atau anggota BEX mulai dari dalam Banten sendiri, sampai dari luar Baten, seperti Jakarta, Bahkan dari Bogor.
Sejarah awal dibentuknya komunitas ini bertujuan ingin mengenalkan Banten ke publik Indonesia bahkan dunia. Provinsi Banten sebenarnya sangat berpotensi untuk dikenal secara luas.Komunitas ini ada untuk  memberitahukan kepada masyarakat luas tentang apa saja yang menjadi daya tarik di Banten.
Kumpulan parafotografer ini membidik apa yang menjadi unggulan di Provinsi Banten lewat foto yang mereka ambil.Komunitas ini sudah mengadakan beberapa acara hunting di objek wisata yang sudah terkenal masyarakat diluar Banten, seperti Pantai Sanghiang, Pulau sawarna, Pulau Picung bahkan Baduy pun pernah mereka jadikan tempat hunting. Bahkan kedepannya seluruh objek wisata yang ada di Provinsi Banten akan di singgahi untuk menjadi tempat hunting oleh pecinta fotografi ini.

Komunitas yang di ketuai Feri Ferdianto, belum lama ini juga telah mengadakan kegiatan hunting di Kraton Kaibon Banten Lama.Kegiatan hunting yang mengusung tema Batik Banten Photo Hunting tersebut berjalan dengan sukses dan lancar.Model model yang cantik nanjelita serta pemandangan yang indah kian menjadi objek kegiatan hunting. Jika Sudah begitu, bukankah akan semakin memacu semangat memotret, setuju? Kegiatan hunting dengan tema Batik Banten ini bertujuan ingin memperkenalkan batik banten kepada masyarakat lewat foto.
Tidak hanya kalangan mahasiswa saja loh yang menjadi anggota BEX, namun pegawai swasta pun ada yang menjadi anggota komunitas yang berdiri tahun  2008 ini. “Memang 70 persennya berasal dari pelajar dan mahasiswa yang ada di wilayah banten, namun tidak ada pembeda latar belakang pendidikan pekerjaan umur di antara mereka.Di BEX tidak ada yang namanya senior ataupun junior, itulah yang membuat nyaman bagi anggota - anggota dikomunitas BEX ini”, ujar humas BEX M. Iqbal Q saat ditemui di kediamannya di Komplek Taman Nirwana Asri, Taktakan Serang.
BEX juga di undang pada  acara Pict Fest 2011 yang diadakan oleh salingsilang.com pada tanggal 9-10 Desember 2011, di Jakarta. “Acara ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam fotografi serta mengenal komunitas atau klub klub foto lain dari berbagai daerah yang ada di Indonesia.
Merupakan satu kebanggan tersendiri bagi komunitas kami di undang pada acara tersebut.” kata si Om yang sekarang punyaanak dua ini.
Ternyata BEX ini setiap bulannya punya agenda kumpul bareng, kalo kata mereka sih nyebutnya Kopdar (Kopi Darat). Dalam Kopdar itu para anggota dan pengurus bisa saling sharing tentang foto, kamera, bahkan tempat - tempat bagus yang ada di Banten. Mereka obrolin itu semua secara santai dan penuh keakraban.Tempatnya kopdar sih masih mobile, tiap bulan pindah - pindah. Belum ada tempat resminya, namanya juga komunitas, yah mencari suasana baru”.Kata Om Iqbal sambil tertawa saat kami wawancara di kediamannya.
BEX udah tiga kali ngadain workshop loh,  untuk memberikan pengetahuan tentang ilmu fotografi yang belum mereka ketahui. Narasumber yang di datangkan ciamik ciamik.
Jika kalian yang berminat menjadi anggota BEX, caranyamudah sekali. Cukup kirimin email ke dian.kusmardian@gmail.com atau omiqbal34@yahoo.co.id dengan format isi REGISTRASI BEX, yang nanti akan di reply dandi berikan formulir yang mesti kalian isi. (rizkiaziz)



Rabeg Khas Serang H. Naswi

,
Rabeg Khas H. Naswi, Magersari Serang, Foto: Ajis
Bicara soal kuliner, rabeg adalah salah satu kuliner khas asal Banten, yang mungkin jarang ditemukan ditempat lain. Potongan daging sapi dan juga iga kambing yang empuk gurih sedikit pedas jadi teman yang enak baik sebagai menu sarapan, makan siang, ataupun makan malam. Karena rasanya yang khas dan enak ini juga membuat makanan yang satu ini jarang absen jika ada acara pernikahan, khitanan atau acara lainnya di list menu utama.
Sedikit Rabeg yang bisa ditemukan di Kota Serang, salah satunya yang paling terkenal adalah Rabeg H. Naswi. Meskipun tempatnya sederhana, namun karena rasa yang disajikan tidak dapat membohongi lidah, Rabeg H.Naswi ini jarang terlihat sepi. Bicara sejarah Rebeg sendiri di Banten. Konon, menurut H. Naswi Rabeg sudah ada sejak jaman pemerintahan Sultan Hasanudin Banten. Hingga saat ini makanan yang terbuat dari daging kambing itu masih dipertahankan. Karena sudah jadi tradisi warga Serang, maka kakek dan orangtua H. Naswi pun berjualan Rabeg. “Dahulu jualannya di Tegal Lembau yang kini jadi Komplek Titan Arum, Legok, Serang,” terang suami Hj. Sumiati ini.
Jika anda berkunjung ke Kota Serang, kurang lengkap rasanya jika belum mencicipi Rabeg H.Nawi yang bertempat di Magersari, Jalan Raya Serang-Cilegon, tepat di depan Rumah Tahanan Serang. Di depan rumah makan itu tertulis, ”Rabeg Khas Serang”. (Reja)
Reja Sedang makan malam dengan menu Rabeg H Naswi, Foto: Ajis

Rumah Makan Rabeg H. Naswi, Foto: Ajis
 

BANTEN CORNER Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates