Rampak Bedug berasal dari kata Rampak atau kompak yang berarti sama, gerakannya sama, pukulannya sama. Asal muasal rampak bedug ini yaitu pada jaman dahulu ketika masyarakat kampung akan menunaikan ibadah sholat, sebelum adzan salah seorang dari mereka memukul-mukulkan media yang bunyinya nyaring dan keras misalnya kentongan sebagai tanda waktu sholat tiba. Namun ternyata bunyi kentongan ini sering disalah tafsirkan oleh masyarakat setempat, karena bunyi kentongan ini bisa juga diartikan adanya maling yang masuk ke kampung. Nah, supaya bisa membedakannya maka diciptakanlah bunyi yang suaranya tidak menyerupai kentongan namun masih nyaring dan keras yaitu bedug. Lambat laun, ternyata masyarakat kampung sangat gemar sekali dengan suara dan pukulan bedug ini, mereka silih berganti menabuh bedug ketika waktu sholat tiba. Melihat hal tersebut akhirnya mereka mencetuskan suatu ide seni menabuh bedug dengan banyak orang yaitu rampak bedug, yang kala itu bernama bedug panjang, bedug yang disusun memanjang yang jumlahnya bisa 20 buah bedug. Dipukul secara bersama-sama dengan irama gerakan tertentu. Sampai sekarang rampak bedug ini masih eksis dan terus dikembangkan.
Busana yang dipakai oleh pemain rampak bedug adalah pakaian Muslim dan Muslimah yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan unsur kedaerahan. Pemain laki-laki misalnya mengenakan pakaian model pesilat lengkap dengan sorban khas Banten, tapi warna-warninya menggambarkan kemoderenan: hijau, ungu, merah, dan lain-lain (bukan hitam atau putih saja). Adapun pemain perempuan mengenakan pakaian khas tari-tari tradisional, tapi bercorak kemoderenan dan relatif religius. Misalnya menggunakan rok panjang bawah lutut dari bahan batik dengan warna dasar kuning dan di dalamnya mengenakan celana panjang warna merah jenis celana panjang pesilat.
Di luarnya mengenakan kain merah tanpa dijahit yang bisa dililitkan dan digunakakan untuk semacam tarian selendang. Bajunya tangan panjang yang dikeluarkan dan diikat dengan memakai ikat pinggang besar. Adapun rambutnya mengenakan sejenis sanggul bungan yang terbuat dari rajutan benang semacam penutup kepala bagian belakang. (Moch Faizal Hadi Sanjaya)
Di luarnya mengenakan kain merah tanpa dijahit yang bisa dililitkan dan digunakakan untuk semacam tarian selendang. Bajunya tangan panjang yang dikeluarkan dan diikat dengan memakai ikat pinggang besar. Adapun rambutnya mengenakan sejenis sanggul bungan yang terbuat dari rajutan benang semacam penutup kepala bagian belakang. (Moch Faizal Hadi Sanjaya)
jual bedug
jual bedug masjid
pengrajin bedug
harga bedug