Pertunjukan Rudat di Rumah Dunia |
Kesenian rudat di Banten sudah ada sejak abad XVI yang bertujuan untuk menyebarkan agama Islam dan kemudian berkembang di pesantren-pesantren sebagai hiburan dan menjadi pergaulan para santri pada waktu senggangnya. Selain itu, kesenian ini bertujuan untuk menebalkan iman masyarakat terhadap Agama Islam, syair-syair yang dilantunkannnya berisi puji-pujian yang mengagungkan Allah, dan shalawat Nabi Muhammad SAW. Rudat juga sering menjadi pertunjukan di acara hari besar Islam, diantaranya Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Isro Mi’raj, Idul Fitri dan hari besar Islam lainnya. Perkembangan selanjutnya sampai saat ini kesenian rudat dipertunjukan pada upacara pernikahan dan khitanan.
Jumlah pemain rudat 12 sampai 24 orang,dimulai dengan menabuh alat musik. Waditra berbentuk bulat seperti tampayan. Tojoberbentuk bulat seperti tempalan, terbuat dari kayu dan kulit kerbau. Cara menggunakan alat ini dengan di pukul-pukul sebagai pokok lagu atau melodi. Nganak berbentuk bulat seperti tempayan, terbuat dari kayu dan kulit kerbau, memiliki ukuran muka dengan garis tengah 37 cm dan garis tengah belakang 27 cm. Jidor berbentuk bulat seperti bedug, terbuat dari kayu dan kulit kerbau. Ukuran garis tengah belakangnya 44cm , dan tingginya 47cm.
Rudat menggunakan gerakan silat, namun dalam rudat unsur tenaga tidak banyak mempengaruhi.Gerakannya terdiri dari gerakan kaki yang serempak ketika melangkah kedepan belakang dan samping, yang melambangkan kebersamaan langkah dan keserasian bentuk kareografi. Kaki, terdiri dari gerak kuda-kuda, adeg- adeg, masekon rengkuh, duku depok dan lain-lain. Tangan, terdiri dari gerak mengepel, tonjok, gibas meupeuh, keprok
Dalam menyajikan kesenian rudat penari menggunakan kostum seragam yang menandakan bahwa mereka harus hidup rukun dengan tetangga. terdiri dari,celana pangsi hitam, baju putih, selendang, kain samping batik , dan tutup kepala. Sumber : http://www.rumahdunia.net/wmview.php?ArtID=1191 (Doli)