Senin, 21 November 2011

Sawarna Amazing!!

,

Pemandangan Laut Sawarna
(Foto: gulabeureum.blogspot.com)
BANTEN memiliki banyak obyek wisata menarik yang sayang untuk dilewati. Namun, keberadaannya sering terabaikan, bahkan tak mendapat perhatian dari pemerintah. Salah satu lokasi wisata di Banten yang justru terkenal di dunia maya ialah Pantai Sawarna. Sawarna menyimpan sejuta keindahan, namun menuju ke sana tidak seindah pesonanya. Bersama Muhammad Arif dengan tim tour and travel "Banten Adventure", okezone menikmati indahnya pantai Sawarna.
Lokasi yang berjarak sekira 260 Km dari Jakarta ini memang memiliki pemandangan yang sangat menakjubkan. Di awal pembahasan
mengenai Sawarna, kami hanya
mencantumkan dua titik wisata yaitu Goa Lalay dan Ciantir. Sebetulnya, Sawarna masih menyimpan lokasi lain selain kedua titik yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.


Beberapa diantaranya adalah Goa Lawuk, Pantai Tanjung Layar, dan Laguna Pari.Goa Lawuk memiliki keindahan stalagnit dan stalaktit yang sangat luar biasa. Goa Lawuk lebih sulit dicapai karena posisinya yang agak tinggi di pinggir bukit. Di sini kami pun dibuat kagum dengan keindahan stalaktit yang terbentuk dari tetesan air menimpa batuan gamping.Tak jauh dari pantai Ciantir, terdapat obyek menarik lainnya untuk diabadikan dalam sebuah foto. Penduduk sekitar menyebutnya Tanjung Layar. Kumpulan karang yang dihempas oleh ombak laut. Pemandangan yang indah di surga yang tersembunyi. Pantai Tanjung Layar memiliki keunikan tersendiri yaitu dua buah karang menyerupai layar, dan Gua Tanjung Layar yang memiliki panorama sunset luar biasa indah.Laguna Pari terdapat di daerah perbukitan. Dengan waktu tempuh berjalan kaki selama dua jam dari Tanjung Layar, Anda dapat menikmati keindahan sunrise di Laguna Pari.


Hanya satu kata yang terpatri di dalam hati, menakjubkan.Kendati begitu menggiurkan, namun menuju surga ini tidak seindah pesonanya. Rute yang bisa ditempuh dari Jakarta–Tomang–Serang–Pandeglang–Malingping–Bayah–Sawarna. Dari Pandeglang, Anda harus menempuh perjalanan berat karena kondisi jalan yang rusak. Kendati hanya sekira 150 Km jarak dari Pandeglang menuju Sawarna, namun waktu tempuhnya bisa melebihi tiga jam.Tampaknya, pemerintah tidak menganggap serius kondisi jalan rusak yang menghambat perjalanan. Sehingga membuat para pengunjung menyayangkannya. Ujang Nandi, seorang anak sekolah di bangku III SMP yang bertugas mengatur lalu lintas bersama teman-temannya menjelaskan, bahwa kondisi jalan rusak sudah lama dibiarkan. "Wuih..sudah lama ini kang, jalanan rusak parah kayak gini. Ada kali dari saya kelas 2 SD," keluhnya.Saat ini, memang tengah berjalan perbaikan jalan. Namun, lantaran terlalu berlarut-larut membuat anak-anak seusia Ujang peduli untuk mengatur lalu lintas. Itu terjadi lantaran hanya menyisakan satu lajur kendaraan. "Bekal kami cuma HP, jadi saya SMS ke teman yang nunggu di ujung jalan kalau jalan di sini sudah ditutup. Saya sebutkan nomor platnya, nah kalau teman saya sudah lihat mobil terakhir, baru dia buka yang dari sana dan terus bergantian. Sudah lama begini, ada tiga bulan mah kang," papar Ujang.


Seiring pemberlakukan jam kerja shift, Ujang bisa mengatur waktu untuk sekolah dan menjaga jalan. "Kalau saya dan teman-teman saya jaga sejak pulang sekolah sampai jam 12 malam kang, baru nanti diganti sama bapak-bapak," tutupnya. (Henry)
(Suumber: http://travel.okezone.com)


Gerbang Pantai Sawarna (Foto: travel.okezone.com)

Foto: http://www.titiw.com/2010/03/05/warna-warni-pantai-sawarna

Minggu, 20 November 2011

Pandawa Untirta Menarik Minat Mahasiswa

,
Mahasiswa Pandawa Untirta Giat Berlatih
(Foto Dolli)

Pandawa yang berdiri pada tanggal 21 Juli tahun 2005 ini memang sudah ternama di kampus Untirta. Setiap kali anggota Pandawa melakukan kegiatan latihan, selalu mencuri perhatian para mahasiswa yang ada di sekitarnya.

Berikut profil dari Pandawa :
Organisasi Kemahasiswaan yang konsisten dengan pelestarian kebudayaan Banten khususnya, dan Indonesia pada umumnya dengan berlandaskan pancasila serta ber-azaskan pada Kemahasiswaan, Kemasyarakatan, Kekeluargaan, Kesenian dan Kebudayaan disingkat (5K) yang merupakan wujud kedaulatan mahasiswa untuk menampung dan menyalurkan aspirasi, minat dan bakat mahasiswa didalam bidang seni dan budaya tradisional.


Pandawa memiliki 4 SUB Bidang:
1.     Sub bidang Silat dan Debus
2.     Sub bidang Seni Musik
3.     Sub bidang Seni Tari
4.     Sub bidang Seni Rupa


Menurut Agung Frasetia (Puun ke-7) “Mahasiswa Agribisnis, ada sekitar ratusan mahasiswa Untirta yang menjadi anggota Pandawa, namun hanya sekitar 34 anggota saja yang kini aktif”. Untuk jadwal latihan, anggota Pandawa berlatih rutin setiap hari setiap pukul 3 sore. Para angota Pandawa tidak lengkap rasanya jika tidak ada alunan musik seperti bedug, gamelan, dan gong. Alat-alat musik ini mereka dapatkan dari hasil terkumpulnya uang kas mereka, selain itu mereka juga mengajukan ke pihak rektorat untuk meng-subsidi alat-alat musik lainnya.


Pandawa Untirta pernah memenangkan juara ke satu untuk tari kreasi rampak beduk terbaik se-Universitas di Jawa Barat, pada saat itu perlombaan berlangsung di STSI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung).


Agung mengaku bangga telah menjadi anggota Pandawa Untirta, apalagi saat ini Ia baru menguasai ilmu debus dari Pandawa ini, “Ini merupakan kebanggan tersendiri buat saya, saya ingin menunjukkan kepada teman-teman yang lain bahwa inilah seni dan budaya Banten, bahwa untuk mempelajari budaya daerah itu bukanlah sesuatu yang kampungan, jika tidak ada yang memperjuangkan kebudayaan daerah kita sendiri, maka kebudayaan ini akan punah”.
Para anggota Pandawa ini mempunyai seorang pelatih, yaitu KH Syarif Abdullah yang biasa mereka panggil dengan sebutan ayah, yang sampai saat ini aktif di berbagai organisasi debus di wilayah Serang.

Saat ditanyakan kendala apa saja yang di alami oleh para anggota Pandawa, Agung mengaku kendala yang dihadapi hanya pada saat sebagian anggota Pandawa sibuk dengan perkuliahan, untuk dana, mereka juga mengajukan dari luar kampus, namun satu-satunya sokongan dana mereka dapatkan dari rektorat.

Agung juga menghimbau bagi yang ingin bergabung dengan kesenian Pandawa Untirta “ Mulai mencintai yang namanya seni tradisional dari sekarang, karena kalau kita sudah nggak peduli lagi sama yang namaya seni tradisional, ciri khas dari masyarakat yang berbudaya sendiri, bisa terkikis, bisa hilang, jangan sampai ketika kebudayaan kita di obok-obok oleh negara lain kita mulai sibuk, jadi mulailah dari kita sendiri, mencintai kebudayaan tradisional karena itu adalah suatu identitas, ciri khas Indonesia” tutupnya. (Faisal)
 

BANTEN CORNER Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates