Mahasiswa Pandawa Untirta Giat Berlatih (Foto Dolli) |
Pandawa yang berdiri pada tanggal 21 Juli tahun 2005 ini memang sudah ternama di kampus Untirta. Setiap kali anggota Pandawa melakukan kegiatan latihan, selalu mencuri perhatian para mahasiswa yang ada di sekitarnya.
Berikut profil dari Pandawa :
Organisasi Kemahasiswaan yang konsisten dengan pelestarian kebudayaan Banten khususnya, dan Indonesia pada umumnya dengan berlandaskan pancasila serta ber-azaskan pada Kemahasiswaan, Kemasyarakatan, Kekeluargaan, Kesenian dan Kebudayaan disingkat (5K) yang merupakan wujud kedaulatan mahasiswa untuk menampung dan menyalurkan aspirasi, minat dan bakat mahasiswa didalam bidang seni dan budaya tradisional.
Pandawa memiliki 4 SUB Bidang:
1. Sub bidang Silat dan Debus
2. Sub bidang Seni Musik
3. Sub bidang Seni Tari
4. Sub bidang Seni Rupa
Menurut Agung Frasetia (Puun ke-7) “Mahasiswa Agribisnis, ada sekitar ratusan mahasiswa Untirta yang menjadi anggota Pandawa, namun hanya sekitar 34 anggota saja yang kini aktif”. Untuk jadwal latihan, anggota Pandawa berlatih rutin setiap hari setiap pukul 3 sore. Para angota Pandawa tidak lengkap rasanya jika tidak ada alunan musik seperti bedug, gamelan, dan gong. Alat-alat musik ini mereka dapatkan dari hasil terkumpulnya uang kas mereka, selain itu mereka juga mengajukan ke pihak rektorat untuk meng-subsidi alat-alat musik lainnya.
Pandawa Untirta pernah memenangkan juara ke satu untuk tari kreasi rampak beduk terbaik se-Universitas di Jawa Barat, pada saat itu perlombaan berlangsung di STSI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung).
Agung mengaku bangga telah menjadi anggota Pandawa Untirta, apalagi saat ini Ia baru menguasai ilmu debus dari Pandawa ini, “Ini merupakan kebanggan tersendiri buat saya, saya ingin menunjukkan kepada teman-teman yang lain bahwa inilah seni dan budaya Banten, bahwa untuk mempelajari budaya daerah itu bukanlah sesuatu yang kampungan, jika tidak ada yang memperjuangkan kebudayaan daerah kita sendiri, maka kebudayaan ini akan punah”.
Para anggota Pandawa ini mempunyai seorang pelatih, yaitu KH Syarif Abdullah yang biasa mereka panggil dengan sebutan ayah, yang sampai saat ini aktif di berbagai organisasi debus di wilayah Serang.
Saat ditanyakan kendala apa saja yang di alami oleh para anggota Pandawa, Agung mengaku kendala yang dihadapi hanya pada saat sebagian anggota Pandawa sibuk dengan perkuliahan, untuk dana, mereka juga mengajukan dari luar kampus, namun satu-satunya sokongan dana mereka dapatkan dari rektorat.
Agung juga menghimbau bagi yang ingin bergabung dengan kesenian Pandawa Untirta “ Mulai mencintai yang namanya seni tradisional dari sekarang, karena kalau kita sudah nggak peduli lagi sama yang namaya seni tradisional, ciri khas dari masyarakat yang berbudaya sendiri, bisa terkikis, bisa hilang, jangan sampai ketika kebudayaan kita di obok-obok oleh negara lain kita mulai sibuk, jadi mulailah dari kita sendiri, mencintai kebudayaan tradisional karena itu adalah suatu identitas, ciri khas Indonesia” tutupnya. (Faisal)